Pandangan Ahli Ma'rifat tentang sehat & sakit

Pandangan Ahli Ma'rifat tentang Sehat & Sakit
Realitas story
Syekh Akbar tadi pagi mengungkapkan kondisi Beliau yang terasa fit (sehat dan bugar) setelah umroh. Menurut Beliau bagi ahli makrifat yang dirasakan adalah kehadiran Allah terlebih dahulu daripada af’al (perbuatan)-Nya. Sebagai contoh ketika diberikan sehat, maka Allah terlebih dahulu yang dirasakan sebagai penyebab datangnya sehat. Datangnya kesembuhan atau kesehatan bagi orang yang ahli makrifat (hakikat) didahului dengan terhubungnya batin kepada Allah yang membuat sebab. Sebab hakiki baginya mendahului sebab-sebab majazi seperti makanan, obat, atau olahraga.

Selama ini yang Beliau rasakan sebab-sebab majazi itu tidak secara signifikan membawa perubahan atas kesehatan. Bahkan yang dirasakan hanyalah capek saja setelah melakukan olahraga. Rupanya Allah sedang memberikan ilmu (pengajaran) yang berharga di balik ketetapan dan kehendak-Nya. Sehingga Beliau sendiri merasakan bahwa yang menyehatkan atau yang memberikan rasa sakit itu adalah Allah.
Sementara ahli syariat lebih mengedepankan, merasakan dan meyakini sebab majazi daripada sebab hakiki. Sehingga ia berkata, ‘Wah, karena olahraga badan saya menjadi sehat dan bugar!’
Dalam Al Quran Nabi Ibrahim As berkata, ‘Jika aku sakit Dialah (Allah) yang menyembuhkankku’. Hal demikian bukanlah berarti tidak lagi memerlukan syariat, namun para manusia pilihan Allah lebih merasakan perbuatan dan kehendak Allah atas dirinya. Barulah setelah itu ia merasakan sebab majazi sebagai sebab takdir Allah, seperti berolahraga yang baik, makanan yang bergizi dan seimbang, dan sebagainya.

Allah mengajarkan banyak hal ketika seorang petugas Allah mengalami sakit karena beban ruhani yang begitu berat. Hal itu supaya merasakan kondisi umat yang berbeda-beda. Dan dengan kondisi sakit tersebut lahirlah ketentuan rukhsah (keringanan) dalam menunaikan ibadah yang wajib. Hal tersebut agar tidak ada perasaan dirugikan oleh Allah akibat sakitnya tersebut.
Para Ulama Ilmu Tauhid/Kalam seperti golongan Asy’ariyah  Maturidiyyah berpendapat bahwa ada (wujud)nya Allah Sang Pencipta karena keberadaan makhluk (yang diciptakan). Posisi makhluk menurut mereka sebagai dalil (ad daal) yang menunjukkan, sedangkan Allah sebagai madlul (yang ditunjukkan). Sebaliknya pandangan orang-orang yang Arif Billah sebaliknya. Allah sebagai dalil (ad Daal) yang menunjukkan, dan makhluk adalah sebagai madlul (yang ditunjukkan). Karena ahli makrifat lebih merasakan Allah terlebih dahulu daripada makhluk-Nya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak para ahli Tauhid yang sebenarnya masih di posisi sebagai ahli syariat (tidak/belum menjangkau hakikat).
Ketika seorang ahli makrifat mengalami sakit, maka ia merasakan Allah terkebih dahulu (yang telah memberikan rasa sakit). Setelah itu baru ia menyadari sebab-sebab datangnya penyakit itu (sebab majazi) berupa salah makan, kurang istirahat, dan sebagainya. Dan pada saat ia dipulihkan (diberikan kesehatan) kembali, ia merasakan Allah terlebih dahulu. Sehingga ia berucap, ‘Alhamdulillah Ya Allah, engkau telah mendatangkan kesembuhan kepadaku!’ Setelah itu barulah ia menyadari tentang pentingnya keteraturan makan, minum obat teratur, berolahraga, dan lainnya.
Syekh Akbar pernah menjaga keseimbangan menu makanan dalam waktu yang cukup lama untuk memelihara kesehatan agar tetap terjaga. Namun hal itu belum membawa pengaruh yang pasti. Sementara beban ruhani yang Beliau rasakan semakin kuat, kondisi fisik mulai tidak stabil.
Sekitar 1,5 bulan sebelum umroh, Beliau duduk di depan kubah sambil bercengkerama dengan beberapa pengurus yang sedang berada di sana. Beberapa saat kemudian Beliau masuk ke dalam kubah, namun bayangan pikiran tentang beban yang sedang dipikul dan fisik yang terasa kurang fit masih merasuki Beliau saat itu.
Tiba-tiba Beliau mendapatkan bimbingan secara ruhani, ‘Ikuti keinginan hatimu! Maka akan ringan beban ruhanimu.’ Maka detik itu juga, beban ruhani yang menempel pada diri Beliau sebagian besar lenyap seketika. Kejadian itu berlangsung cepat, dan seketika dirasakan perubahannya. Tubuh Beliau merasa ringan setelah itu.
Kejadian itu terkait dengan apa yang dialami oleh Rasulullah Saw yang telah dilapangkan dadanya oleh Allah. Sebagaimana diungkap dalam Surat Al-Insyirah wa wadho’naa ‘anka wizrok. Jika tidak diangkat sebagian beban itu maka fisik petugas Allah akan mengalami penurunan (nge-drop).
Demikianlah pandangan dan pengalaman para ahli makrifat yang merasakan Allah sebagai penyebab hakiki datangnya kesehatan maupun penyakit atas dirinya.
Tasik, 21 Maret 2016
Share on Google Plus

About AUTOSPORT

0 komentar:

Post a Comment